Kamis, 24 April 2014

Apa yang Aku Suka? Apalagi Kalau Ditambah, Apalagi Ketika atau Walaupun?

#Now Playing : Terlalu lama sendiri ( Kunto Aji Wibisono )

#Suasana : Hening, hanya ditemani lagu.

Hallo guys, saya kembali lagi dengan rangkaian beberapa kata yang semoga mampu menginspirasi (amin) :D
Mulai darimana ya? Saya sudah seperti orang asing yang tidak tahu harus memulai kata di blog ini (saking lamanya tidak bertemu dan berkomunikasi dengan dia).

Oh iya, kalau kata lagu kang Kunto Aji Wibisono “sudah terlalu lama sendiri, sudah terlalu lama aku asyik sendiri….”

Mungkin selama ini aku asyik sendiri sampai-sampai lupa untuk mengingat blog yang usianya baru seumur jagung ini :D

Tapi itulah itu, lets jump to the point~

Apa yang aku suka? Ada banyak. Tapi, secara umum, si “aku” hanya menguraikan beberapa hal yang akhir-akhir ini dia suka. Mau tahu? Baca tabloid Gaul #eh salah :D

Nih ada beberapa hal yang “aku” suka, mari dibaca :)

Aku itu suka pohon. Apalagi ditambah dengan daun berwarna hijau. Mendamaikan hati.

Aku itu suka bunga. Apalagi ditambah dengan mahkota yang berwarna-warni. Menyegarkan mata.

Aku itu suka hujan. Apalagi ketika turun di kaca jendelaku. Sangat pandai memainkan ingatan.

Aku itu suka music. Apalagi ditambah dengan secangkir kopi di mejaku. Selalu berhasil mendatangkan inspirasi.

Aku itu suka pensil. Apalagi ketika bersanding dengan buku kecil. Mampu mengerti aku dengan semua coretanku.

Aku itu suka langit. Apalagi ditambah awan putih yang melengkapi warna birunya. Tenang, nyaman.

Aku itu suka gitar. Apalagi ketika sore menjelang, petikan gitar itu semakin membuat aku merasakan indahnya hidup.

Tapi dari semua hal yang ku suka, aku lebih suka cinta.

Cinta itu tidak memerlukan kata “apalagi kalau ditambah”

Cinta itu tidak memerlukan kata “apalagi ketika”

Tapi setahuku, cinta itu selalu bersanding dengan kata “walaupun”

Iya, walaupun ia sering disalahkan oleh kita karena tidak meletakkannya dengan baik, ia tetap saja memilih untuk hadir di dalam setiap kita. Mengajari kita untuk bersabar, menerima apa adanya, tidak membenci, bahkan mengajari kita berjuang untuk sesuatu yang layak dipertahankan. Cinta juga mengajari kita untuk tidak memaksakan kehendak. Ya, misalnya saja membiarkan seseorang yang kita cintai bahagia walaupun tidak bersama dengan kita. Karena satu hal yang cinta yakini bahwa ketika kita tidak bisa memiliki seseorang yang kita kasihi, maka (pada akhirnya) dia akan lebih berbahagia dengan orang yang akan bersamanya nanti. Lalu apakah engkau akan tetap memaksakan kehendakmu terhadapnya sedangkan kebahagiaannya tidak terletak di kamu? Ah, think again. Kalau menurut “aku” itu bukan cinta. Karena sekali lagi, cinta itu tidak memaksakan kehendak. Hmm, satu lagi yang cinta yakini bahwa engkau juga PASTI akan mendapatkan kebahagiaanmu dengan orang yang tepat. Mungkin tidak sekarang tapi nanti dan itu PASTI.

Yah, semoga tidak hanya “aku” yang meyakini bahwa cinta itu selalu bersanding dengan kata “walaupun”. Mari belajar menempatkan cinta dengan tepat. Good Luck for your Love <3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar