#Now
Playing : Terlalu lama sendiri ( Kunto Aji Wibisono )
#Suasana
: Hening, hanya ditemani lagu.
Hallo
guys, saya kembali lagi dengan rangkaian beberapa kata yang semoga mampu menginspirasi
(amin) :D
Mulai darimana ya? Saya sudah seperti orang asing yang tidak tahu harus memulai
kata di blog ini (saking lamanya tidak bertemu dan berkomunikasi dengan dia).
Oh
iya, kalau kata lagu kang Kunto Aji Wibisono “sudah terlalu lama sendiri, sudah
terlalu lama aku asyik sendiri….”
Mungkin
selama ini aku asyik sendiri sampai-sampai lupa untuk mengingat blog yang
usianya baru seumur jagung ini :D
Tapi
itulah itu, lets jump to the point~
Apa
yang aku suka? Ada banyak. Tapi, secara umum, si “aku” hanya menguraikan beberapa
hal yang akhir-akhir ini dia suka. Mau tahu? Baca tabloid Gaul #eh salah :D
Nih
ada beberapa hal yang “aku” suka, mari dibaca :)
Aku
itu suka pohon. Apalagi ditambah dengan
daun berwarna hijau. Mendamaikan hati.
Aku
itu suka bunga. Apalagi ditambah
dengan mahkota yang berwarna-warni. Menyegarkan mata.
Aku
itu suka hujan. Apalagi ketika turun
di kaca jendelaku. Sangat pandai memainkan ingatan.
Aku
itu suka music. Apalagi ditambah
dengan secangkir kopi di mejaku. Selalu berhasil mendatangkan inspirasi.
Aku
itu suka pensil. Apalagi ketika
bersanding dengan buku kecil. Mampu mengerti aku dengan semua coretanku.
Aku
itu suka langit. Apalagi ditambah
awan putih yang melengkapi warna birunya. Tenang, nyaman.
Aku
itu suka gitar. Apalagi ketika sore menjelang, petikan gitar itu semakin
membuat aku merasakan indahnya hidup.
Tapi
dari semua hal yang ku suka, aku lebih suka cinta.
Cinta
itu tidak memerlukan kata “apalagi kalau ditambah”
Cinta
itu tidak memerlukan kata “apalagi ketika”
Tapi
setahuku, cinta itu selalu bersanding dengan kata “walaupun”
Iya,
walaupun ia sering disalahkan oleh kita karena tidak meletakkannya dengan baik,
ia tetap saja memilih untuk hadir di dalam setiap kita. Mengajari kita untuk
bersabar, menerima apa adanya, tidak membenci, bahkan mengajari kita berjuang
untuk sesuatu yang layak dipertahankan.
Cinta juga mengajari kita untuk tidak memaksakan kehendak. Ya, misalnya saja
membiarkan seseorang yang kita cintai bahagia walaupun tidak bersama dengan
kita. Karena satu hal yang cinta yakini bahwa ketika kita tidak bisa memiliki
seseorang yang kita kasihi, maka (pada akhirnya) dia akan lebih berbahagia
dengan orang yang akan bersamanya nanti. Lalu apakah engkau akan tetap
memaksakan kehendakmu terhadapnya sedangkan kebahagiaannya tidak terletak di
kamu? Ah, think again. Kalau menurut “aku” itu bukan cinta. Karena sekali lagi,
cinta itu tidak memaksakan kehendak. Hmm, satu lagi yang cinta yakini bahwa
engkau juga PASTI akan mendapatkan kebahagiaanmu dengan orang yang tepat. Mungkin
tidak sekarang tapi nanti dan itu PASTI.
Yah,
semoga tidak hanya “aku” yang meyakini bahwa cinta itu selalu bersanding dengan
kata “walaupun”. Mari belajar menempatkan cinta dengan tepat. Good Luck for your Love <3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar