Senin, 01 Juni 2015

Untuk Ibunda Terkasih

Inikah yang orang lain rasa? Semoga bisa terwakilkan...



Adalah sebuah kesalahan besar ketika aku terlalu membuat engkau khawatir. Bodohnya lagi, ketika engkau memberi perhatian, aku malah marah-marah seakan tidak menghargaimu. 

 

Aku tahu persis rasa khawatirmu tidak akan terbendung ketika tahu bahwa aku sedang dalam keadaan tidak baik. Terlihat jelas ketika engkau menelpon berkali-kali hanya untuk memastikan apakah keadaanku semakin baik atau sebaliknya. Terlebih dengan jarak yang tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, ku rasa rasa khawatirmu akan mengacaukan aktifitas bahkan merusak hari yang seharusnya menjadi luar biasa bagimu.

 

Ibu, biasanya aku bisa memposisikan diriku dengan orang lain yang sedang mengalami rasa khawatir tetapi tidak untuk dirimu. Engkau selalu terlihat begitu kuat walaupun pada kenyataannya ada beberapa pekerjaan yang tidak dilakukan dengan maksimal karena rasa khawatirmu. Aku salut ketika engkau begitu pandai menyembunyikan semuanya. 

 

Tadi sore engkau menelponku melalui telepon genggam. Suaramu agak serak dan terdengar begitu pelan. Seperti biasa engkau menanyakan kabarku. Apakah aku dalam keadaan baik? Apakah aku sudah berobat? Mengapa aku tidak berobat? Begitu banyak pertanyaan yang engkau lontarkan. Lalu aku? Aku malah cuek bahkan marah ketika engkau mempertanyakan hal semacam itu. Pikirku, ini hanya sakit biasa dan seharusnya Ibu tidak usah memberiku pertanyaan sebanyak itu. Seperti interogasi saja.

 

Kemudian, engkau menutup telepon. Aku tiba-tiba merasakan sakit di bagian dada. Bukan penyakit tetapi semacam perasaan bersalah. 

 

Aku berjalan menuju tempat tidur. Duduk. Diam. Berpikir.

 

Sungguh aku melakukan kesalahan besar. Seharusnya aku tidak melakukan hal yang semakin membuat engkau terluka. Mengapa ketika sahabat menyuruhku berobat, malah tidak ada alasan bagiku untuk menolak. Mengapa ketika orang lain menanyakan kabarku dan melontarkan berbagai macam pertanyaan lainnya, aku malah meladeni dengan anteng seakan  tidak mau menghentikan pembicaraan. Mengapa ketika orang lain menegurku, aku malah dengan lapang dada mengatakan “terimakasih atas teguran yang engkau berikan”

 

Engkau Ibu terkasih…

Seharusnya engkau mendapat posisi paling sepaling-paling baik di hati ini. Engkau seharusnya mendapat penghargaan terbesar, terhebat dari kami anak-anakmu. 

 

Benar apa yang dikatakan di dalam Amsal 31:29-30, “ Banyak wanita telah berbuat baik tetapi kau melebihi mereka semua. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji”

 

Aku mengasihimu Ibu, kami mengasihimu. Tetap sehat, janganlah perhatianmu sedikitpun berkurang terhadap kami. Maaf ketika aku, kami sering membuat engkau terluka. Semoga suatu saat, di kesempatan baik, kami bisa membuat engkau menangis terharu dan memeluk kami erat seakan tidak mau lepas. 

 

Yes, I dedicated this one for all wonderful Mommy and for all wonderful daughters and sons who realize that our Mother is awesome so damn true!

 

with love,


 

your admire

Selasa, 20 Januari 2015

Judul Tidak Teridentifikasi

“Perasaan ini semakin kuat, apalagi karena intensitas bertemu sudah sangat sering dan tak jarang rindu juga ikut melakukan perannya”

“Hei, apakah ini sejenis catatan pribadi atau salah satu bagian dari diary-mu?”

Kalau ada yang bertanya demikian, maka jawabanku BUKAN.

Aku sudah pernah mengatakan bahwa, tulisan-tulisan “iseng” ini terinsiprasi dari beberapa teman yang kepadaku mereka suka bercerita bahkan terkadang tidak hanya sekedar bercerita melainkan bercerita banyak! I love the way when they talking about love, because there are many feeling I got while they did it. Iya, ada banyak rasa.

Berbicara tentang cinta, ah kalau dipikir-pikir lagi sepertinya terlalu kompleks karena akan mempengaruhi semuanya. Mulai dari fisik, psikis, termasuk financial. Aku juga bingung mengapa cinta sebegitu kuatnya mempengaruhi hidup seseorang, singkatnya cinta itu sudah memiliki “paket pengaruh” yaitu “menguatkan sekaligus melemahkan”, kata salah satu calon penulis yang ku kenal.

Oh iya, kali ini mungkin aku akan menceritakan tentang bagaimana cinta itu bisa muncul. Sampai sekarang aku tidak begitu percaya dengan yang namanya “cinta pada pandangan pertama”. Mungkin maksud mereka adalah “tertarik pada pandangan pertama” karena cinta dan tertarik adalah dua kata yang artinya sangat jauh berbeda tetapi selalu berada di dalam satu garis lurus yang disebut proses.
Prosesnya begini,  awalnya engkau tertarik dengan lawan jenis (mungkin karena dia ganteng/cantik, pintar/baik, jago mainin alat music/memiliki kemampuan bermain basket, pandai berbicara/lucu, dll) lalu engkau mulai menaruh sedikit perhatian (ingin mengetahui aktifitasnya secara diam-diam), kemudian engkau mulai berpikir bahwa “saya rasa ada sesuatu yang beda dengan yang satu ini” (tahap awal rasa itu muncul), selanjutnya engkau akan mencari-cari segala sesuatu tentang dia bahkan di saat tertentu engkau mulai mencari kenyamanan. Jika nyaman itu dapat, engkau akan merasa dekat sekali bahkan kalian berdua mulai menceritakan kelemahan masing-masing dan tanpa disadari (jika rasa nyaman tidak hilang juga) kalian sudah menerima satu sama lain, apa adanya. Kemudian, kalian berdua masih tetap mencari tahu apa nyaman ini hanya sekedar saja atau memang sudah memasuki tahap yang  mengakibatkan nyaman yang lama. Bukan hal yang mudah menjalani proses ini, engkau akan mengalami yang namanya proses di dalam proses. For example, mencari kenyamanan merupakan bagian dari proses “meyakinkan hati” yang membutuhkan proses juga (kalau kurang paham, mungkin bisa langsung dihubungi via e-mail hahha). Intinya, mengklaim perasaanmu adalah rasa cinta membutuhkan proses yang lama. Tidak hanya sekedar “jatuh cinta pada pendangan pertama”. 

“Lalu apa yang disebut dengan jatuh cinta tanpa alasan kalau proses mencintai selalu diawali dengan ketertarikan?”

Jatuh cinta tanpa alasan itu kelihatan ketika kalian saling menerima apa adanya. Setelah tahu kelemahan masing-masing dan tidak meninggalkan. Setelah tahu keburukannya dan membantunya memperbaiki serta tidak meninggalkan. Karena merupakan hal yang mustahil ketika engkau tiba-tiba jatuh cinta kepada seseorang tanpa mengalami ketertarikan di awal. Mungkin juga jatuh cinta tanpa alasan ini berlaku ketika engkau tidak mempunyai alasan untuk meninggalkan seseorang yang kau cintai.
Ya, aku yakin bahwa setiap manusia mempunyai cara masing-masing menikmati proses yang dinamakan jatuh cinta. Namun terkadang engkau harus berhati-hati karena aku pernah baca tulisan begini “hati-hati memilih hati karena hati akan melukai hati yang kurang berhati-hati”.   Tidak masalah kalau kamu adalah seseorang yang bijak menanggapi setiap kejadian, kalau tidak bagaimana? 

Semoga bermanfaat. Eh jangan salah memilih cinta, ya! XD

Sekian dan Terimakasih. Ya’ahowu :D